Gedung Perkantoran Hijau di Jakarta: Peningkatan Kesadaran ESG
Pasar gedung perkantoran ramah lingkungan atau ‘hijau’ semakin banyak di wilayah Jakarta. Hal ini mengindikasikan peningkatan kesadaran dan penerapan prinsip-prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) di sektor properti.
Tren Pertumbuhan Gedung Perkantoran Hijau
Menurut Direktur ESG Knight Frank Asia Pasifik dan Singapura, Jackie Cheung, pertumbuhan pasar gedung perkantoran hijau di Jakarta membuktikan bahwa pelaku industri properti dan penyewa semakin sadar pentingnya ESG. Bangunan yang ramah lingkungan, memberikan manfaat sosial, dan didukung oleh tata kelola yang kuat menjadi pilihan utama.
Permintaan Ruang Kerja Berkelanjutan
Berdasarkan data dari Knight Frank Indonesia, gedung perkantoran bersertifikat hijau kini mewakili 14% dari total luas lantai bruto (GFA) gedung perkantoran di Central Business District (CBD) Jakarta, mencapai 1.076.404 meter persegi. Permintaan akan ruang kerja berkelanjutan cukup stabil, terutama untuk ruang perkantoran premium.
Pertumbuhan Harga Sewa
Di sisi lain, rata-rata pertumbuhan harga sewa untuk ruang kantor berkelanjutan ini secara signifikan lebih tinggi (25%-30%) dibandingkan dengan gedung perkantoran konvensional. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti lokasi, usia bangunan, fitur smart technology, dan fasilitas lainnya.
Adopsi ESG di Pasar Perkantoran
Knight Frank juga mengamati peningkatan adopsi ESG di pasar perkantoran. Survei tahun 2023 menunjukkan bahwa investor Eropa dan Asia memprioritaskan efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, dan fasilitas pengisian kendaraan listrik (EV) saat mempertimbangkan akuisisi properti.
Infrastruktur Gedung Perkantoran Hijau
Saat ini, gedung perkantoran hijau di Jakarta umumnya dilengkapi dengan infrastruktur pengisian EV, integrasi energi terbarukan, sistem konservasi dan daur ulang air dan sampah, serta pemantauan konsumsi energi. Hal ini menunjukkan komitmen para pemangku kepentingan untuk mendukung lingkungan yang lebih berkelanjutan.
Kesimpulan
Dengan adanya peningkatan kesadaran dan implementasi prinsip ESG di sektor properti, pasar gedung perkantoran hijau di Jakarta terus berkembang. Pelaku industri properti dan penyewa semakin memperhatikan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam memilih tempat kerja. Tren ini diprediksi akan terus berlanjut seiring dengan matangnya pasar ESG di Indonesia.
Apakah Anda memiliki pertanyaan seputar rumah, tanah, atau properti lainnya? Tim detikProperti siap membantu Anda. Kirim pertanyaan Anda melalui link ini.
(dhw/dhw)